“aku tunggu jandamu di pintu sorga
saat kiamat baru usai”,
kata malaikat Malik kepada wanita bumi
yang ia idam-idamkan
kasihnya tak sampai
karena ia selalu bermuka masam
Mendengar itu, Mikail terkekeh-kekeh
senyumnya menebar serta rizki
padahal kiamat masih lama
hari baru saja mulai
Mikail baru beranjak dari tidurnya
mencuci muka, berwudzu, salat
lalu bergegas hendak berangkat kerja
pagi sekali saat ayam belum kongkorongok
Melihat Mikail yang begitu,
Malik mukanya makin masam saja
dahinya makin mengkerut, otaknya meledak,
kutu-kutu di rambutnya berhamburan terbang
karena takut terkena lelehan
dari ledakan kepalanya
maklum apinya, api neraka
maka tuhan datang melerai tikai,
Malik dikasihnya tissue yang sangat lembut
untuk mukanya yang makin masam itu
entah terbuat dari apa tissue itu,
sekejap kemudian muka Malik jadi kinclong
Mikail meminta maaf, tangannya menjabat erat tangan Maliksukar untuk dilepasdi hadapan Malik, Mikail bergaya-gayakarena kini muka Malik jadi kaca
kejadian itu membekas di hati Malik
"betapa tuhan maha penyayang
ia kasih tissue yang buat muka masamku jadi kinclong
ah tuhan, jangan-jangan aku cinta pada-mu", katanya
Malik lalu menulis,
bikin surat untuk menyampaikan
rasa cintanya pada tuhan
tapi ia tak kuasa untuk sampaikan itu
lalu Jibril sahabatnya dipanggil
Jibril dimohon bantuannya
untuk sampaikan surat ini pada tuhan
dengan rela dan suka hati, Jibril menyanggupinya
dalam hati, jibril bergumam,
“maklum pengangguran, butuh eksistensi”
Jibril selama ini kesepian semenjak dibebastugaskan
sudah lebih dari seribu empat ratus tahun yang lalu
sejak Muhammad wafat
mendapat surat dari Malik,
tuhan ternyata senang luar biasa
tak ia sangka ada juga makhluk-nya yang berani
sampaikan cinta pada-nya
padahal sudah jarang sekali
tuhan menerima hadiah catatan amal baik dari Rakib
akhirnya antara Malik dan tuhan saling berkirim surat,
tentu Jibril perantaranya
***
sementara, di bumi banyak manusia menjadi bodoh
manusia-manusia yang telah mensucikan dirinya
untuk mendapat pengetahuan langsung
dari tuhan tanpa perantara jibril,
terabaikan
karena tuhan asik bercinta dengan malik
Israfil mengetahui itu
lalu ia bersiap siaga
karena dunia akan segera hancur dan dihancurkan
Israfil senang bukan kepalang
karena sebentar lagi ia akan melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk tuhan ia merasa berguna
katanya keras-keras, “tuhan maha adil”
di bumi ada satu keluarga berdoa pada tuhan
untuk bisa makan esok hari
tuhan tak dengar, karena ia asik bercinta dengan Malik
keluarga itu sedang sekarat, keesokan harinya mati
Izroil dengan senang hati bertugas
ia pun bergumam, “tuhan maha adil”
ternyata di Indonesia beribu keluarga seperti itu
lagi-lagi Izroil dengan senang hati bertugas
dan lagi ia berkata, “tuhan maha adil”
namun, di pojok perpustakaan sana ada seorang pemuda miskin
tengah membaca dalam rangka mengalihkan rasa laparnya
pelan-pelan berbisik pada buku,
“bolehkah si miskin bercinta?”
(2010)
- Puisi ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Hiruk Pikuk di Langit: Dari Pagi Jadi Senja", ditayangkan kembali di blog ini setelah diedit dan diberi judul baru, "Gara-gara Tissue".
0 Komentar